Dua kun media sosial yang mengatur jadwal perang sarung di Jonggol.

LENSA BOGOR,, Sarung itu terbang. Kadang berputar. Melayang-layang di kepalan tangan sekumpulan remaja. Menyasar badan hingga kepala.

Sarung terbang itu, layaknya sarung biasa yang dipakai kaum pria untuk sarana ibadah. Namun, bentuknya sedikit dimodifikasi.

Sarung diikat ujungnya. Dalam ikatan itu ada batu berukuran sedang. Batu itu menjadi pemberat juga sebagai senjata utama sarung terbang.

Aktifitas sarung terbang itu mudah ditemui selama Ramadan. Masyarakat menyebutnya perang sarung. Namun, perang sarung ini kali ini bukan sekedar tawuran biasa. Semua aktivitasnya terjadwal dan tersistematis, hingga dijadikan bisnis.

Di Jonggol misalnya, pertunjukan perang sarung ini diatur melalui media sosial Instagram. Jadwal lawan dan tempat ditentukan oleh admin akun media sosial tersebut.

“Sekarang ini sudah tersistematis. Ada promotornya. Kami sedang pantau terus adminnya,” kata Camat Jonggol Andri Rahman kepada Radar Bogor Rabu (29/3/2023).

Akun akun media sosial perang sarung itu juga tidak hanya mengatur jadwal, lawan juga meng-upload di media sosial. Tapi juga memantau pergerakan Muspika Kecamatan Jonggol.

Memantau pergerakan polisi, Satpol PP juga TNI. Memastikan perang sarung berjalan tanpa adanya razia dari para petugas.

“Pergerakan kami sampai mereka pantau dan diposting di media sosial mereka. Ini baru pertama kali terjadi seperti ini,” kata Andri.

ndri menjabarkan, ada beberapa akun Instagram penyaji perang sarung yang sedang Muspika Kecamatan Jonggol pantau. Yakni akun @perang_sarung_sejonggol2023 juga akun @peramgsarung.oficial.id.

Dengan pemantauan tersebut, setidaknya cukup sukses untuk mencegah perang sarung di Jonggol selama sepekan Ramadan 1444 hijriah ini. Muspika beberapa kali menggagalkan atraksi sarung terbang itu. terbaru, delapan anak remaja yang akan melakukan perang sarung ditangkap.

“Sejauh ini cukup ampuh mencegah perang sarung. Sebelum mereka saling lempar sarung sudah kita tangkap duluan,” tuturnya. (all)